Persepsi Siswa Terhadap Layanan Perpustakaan di SD Inpres Lompengeng Kabupaten Barru

Daftar Isi

PERSEPSI SISWA TERHADAP LAYANAN PERPUSTAKAAN DI SD INPRES LOMPENGENG KABUPATEN BARRU



LISA ARIANI
NIM. : 022909528
Program Studi ilmu Perpustakaan Universitas Terbuka
Email: lisaarianizakariah@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi siswa terhadap layanan perpustakaan Di SD Ipnres Lompengen Kabupaten Barru. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif  dengan populasi adalah semua siswa yang berkunjung ke perpustakaan selama 2 bula yaitu bulan Januari dan Februari 2016 yaitu sebanyak 435 siswa. Pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan metode random sampling (sampel acak) dengan menentukan 10% jumlah sampel sebanyak 28 orang siswa. Teknik pengumpulan data yaitu data primer dan data sekunder, serta dalam menganalisis data digunakan analisis data kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi siswa terhadap layanan perpustakaan di SD Inpres Lompengen, Kabupaten Barru termasuk kategori baik, karena semua indikator yang diukur dengan pernyataan responden memberikan pernyataan baik. Layanan perpustakaan berupa layanan peminjaman dan pengembalian buku-buku, melayani kebutuhan pelajaran dalam kelas, menyediakan sumber-sumber informasi bagi siswa dan guru, pendidikan pemakai untuk dapat mencari informasi secara mandiri adalah merupakan tolak ukur dalam mengetahui tanggapan pemustaka dengan perasaan senang atau puas dalam menerima layanan yang diberikan oleh perpustakaan. Jika ke empat indikator kegiatan layanan perpustakaan tersbut baik, maka sudah tentu dapat memberikan kepuasan kepada pemustakanya harus dilaksanakan dengan baik. Sebaliknya apabila tidak, maka akan menimbulkan kesenjangan antara perpustakaan dengan penggunanya.

Persepsi Siswa Terhadap Layanan Perpustakaan di SD Inpres Lompengeng Kabupaten Barru



Kata Kunci: Perpustakaan sekolah, Pelayanan, Persepsi Siswa

PENDAHULUAN

Fungsi perpustakaan sekolah antara lain sebagai pusat kegiatan belajar mengajar, sebagai pusat penelitian sederhana, sebagai tempat membaca guna menambah ilmu pengetahuan, sebagai tempat untuk mendapatkan informasi ilmiah serta sebagai tempat rekreasi. Inti dari kegiatan perpustakaan adalah layanan, tanpa layanan perpustakaan tidak memiliki arti apa-apa. Pekerjaan dan semua kegiatan perpustakaan pada dasarnya adalah untuk menyukseskan pelayanan perpustakaan.

Perpustakaan sekolah yang berfungsi secara efektif diharapkan mampu mewadahi dan dapat mengembangkan minat baca siswa. Dengan berkembangnya minat baca siswa, diharapkan turut mendorong minat untuk mendayagunakan perpustakaan dengan maksimal. Namun, yang menjadi persoalan utama adalah masyarakat sekolah belum memanfaatkan sebaik-baiknya perpustakaan sebagai sumber pengetahuan. Hal tersebut dapat disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah pelayanan dari perpustakaan itu. 

Tujuan dan fungsi layanan perpustakaan sekolah adalah menyajikan informasi guna kepentingan pelaksanaan proses belajar mengajar dan rekreasi bagi siswa-siswi, dengan menggunakan bahan pustaka yang ada di perpustakaan tersebut. Kegiatan layanan di perpustakaan sekolah meliputi, peminjaman buku-buku, melayani kebutuhan pelajar dalam kelas, menyediakan sumber informasi bagi murid dan guru serta tenaga administrasi sekolah, membimbing siswa untuk mahir dalam mencari informasi secara mandiri.

Pelayanan perpustakaan merupakan salah satu kegiatan yang pada pelaksanaannya perlu adanya perencanaan dalam penyelenggaraannya layanan perpustakaan akan berjalan dengan baik apabila sistem layanan yang digunakan tepat dan sesuai dengan kebutuhan pemakainya.

Pelayanan merupakan suatu bentuk kegiatan sosial untuk membantu orang lain dan mempunyai tujuan membangun kerjasama antar pihak dalam jangka panjang dengan prinsip saling menguntungkan antar pihak terkait. Pelayanan yang baik adalah pelayanan yang dapat memahami keinginan dan kebutuhan pemakainya serta berusaha untuk memberikan nilai lebih kepada pemakainya. Perpustakaan sekolah seharusnya sebagai pendukung dalam proses belajar mengajar seharusnya memberikan pencitraan yang baik terhadap pemberian layanan kepada pemakainya, sehingga pemakai dapat tertarik menggunakan perpustakaan. Assegaf (2009), mengatakan bahwa citra kualitas layanan yang baik tidak berdasarkan persepsi penyedia jasa, akan tetapi berdasarkan persepsi pelanggan.

Untuk menciptakan layanan sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pemustaka, pihak perpustakaan harus mengetahui terlebih dahulu profil dari pemustakanya, dalam hal ini masyarakat umum yang menggunakan fasilitas perpustakaan. Tujuan dari pendekatan Manajemen mutu total adalah untuk memperbaiki kemampuan bersaing organisasi terus menerus. Dalam rangka memahami mutu total, orang terus menerus berhadapan dengan masalah mutu dalam kehidupan sehari-harinya. Salah satu cara untuk memahami mutu sebagai konsep yang digerakkan konsumen kebanyakan orang menggunakan kriteria sebagai berikut. Layanan; lamanya respon; suasana lingkungan; harga; dan seleksi.

Pelayanan perpustakaan di SD Inpres Lompengen, Kabupaten Barru bermaksud untuk memenuhi kebutuhan pemustaka baik dalam bentuk pelayanan informasi atau penggunaan akses seluas-luasnya dengan berbagai sarana dan fasilitas yang tersedia di perpustakaan oleh pemustaka secara efektif dan efisien. Namun dalam berinteraksi atau berhubungan dengan pemustaka seringkali perpustakaan menerima keluhan dari pemustaka. Memberikan layanan yang sempurna dari layanan perpustakaan tentu sangat berkaitan erat dengan harapan dan kepuasan yang dirasakan oleh pemustaka terhadap pelayanan perpustakaan yang diberikan. Banyak faktor yang mempengaruhinya, untuk itu dibutuhkan ukuran yang pasti untuk membantu menjawab masalah ini. Perpustakaan harus melakukan antisipasi dalam menghadapi semua tantangan ini, karena itu perlu untuk mengetahui, mengidentifikasi, mengukur, menggambarkan dan menganalisis bagaimana harapan pemustaka terhadap pelayanan yang telah diberikan oleh perpustakaan selama ini, karena kegiatan pelayanan merupakan ujung tombak dari kegiatan yang dilaksanakan dalam sebuah pusat dokumentasi, (Sulistyo Basuki, 1993).

Untuk mengetahui berhasil atau tidaknya suatu pelayanan yang berkualitas salah satunya dapat diketahui dengan melihat tanggapan pemustaka yang merupakan sasaran utama pelayanan (Munir, 1995). Dengan adanya persepsi dari pemustaka maka perpustakaan dapat mengetahui sejauh mana keberhasilan pelayanan yang telah diberikan kepada para pemustakanya.

Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi seseorang tidak dibuat secara langsung oleh stimulus inderawi, akan tetapi didasarkan atas makna yang diberikan terhadap tindakan orang lain. Jadi, proses interaksi mausia bukan suatu proses dimana adanya stimulus secara otomatis dan langsung menimbulkan tanggapan atau respon, akan tetapi stimulus yang diterima dan respon yang terjadi sesudahnya diantarai oleh proses interpretasi.

Persepsi yang baik dalam diri pengguna akan menjadi motivator penggerak untuk selalu mengunjungi dan memanfaatkan perpustakaan. Dengan demikian dapat meningkatkan pemanfaatan layanan perpustakaan. Oleh karena itu pengelola perpustakaan hendaknya memelihara persepsi yang baik dari pengguna perpustakaan dengan memberikan layanan yang baik dan memuaskan.  

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis dalam melakukan penelitian ini merumuskan suatu permasalah an adalah Bagaimana Persepsi Pemakai Terhadap Pelayanan di Perpustakaan SD Inpres Lompengen, Kabupaten Barru. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Persepsi Pemakai Terhadap Layanan  di  Perpustakaan SD Inpres Lompengen, Kabupaten Barru.

METODE PENELITIAN

Dalam melakukan penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk mengetahui gambaran tentang Persepsi Pemakai terhadap Layanan di Perpustakaan SD Inpres Lompengen, Kabupaten Barru. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa yang datang berkunjung dan memanfaatkan perpustakaan SD Inpres Lompengen selama 2 bulan yaitu bulan januari-februari 2016 sebanyak 435 siswa. Pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan metode random sampling (sampel acak). Jika jumlah populasinya lebih dari 100 orang, maka sampel diambil sebesar 10%, 15%, dan 20% atau lebih (Arikanto, 2008). Berdasarkan pendapat tersebut yang menjadi sampel penelitian ini adalah 10% dari jumlah populasi yang ada di SD Inpres Lompengen, Kabupaten Barru yaitu sebanyak 28 siswa, guru dan staf sekolah. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah data primer, yakni teknik pengumpulan data melalui kuesioner, wawancara dan observasi secara langsung hal yang terjadi di lapangan. Data sekunder, yakni teknik pengumpulan data dengan mengumpulkan sumber-sumber informasi ilmiah yang berkaitan dengan materi penelitian berupa buku-buku, karya ilmiah, dan berbagai literatur lainnya sebagai bahan referensi penulis. Teknik analisis data adalah analisis data kualitatif dengan menggunakan tabel frekuensi dan persentase. Menurut Sugiono (2009:125) mengatakan bahwa tahapan analisis data kualitatif terdiri dari tahapan penjelajahan yakni memilih situasi sosial, serta wawancara kepada informan. 

HASIL DAN PEMBAHASAN

Layanan perpustakaan adalah semua kegiatan yang berhubungan langsung atau tidak langsung dengan pemakai perpustakaan. Sutarno (2004, 71) menyatakan “sebuah layanan merupakan salah satu barometer keberhasilan penyelenggaraan perpustakaan, perpustakaan harus berusaha memberikan layanan yang dapat memenuhi kebutuhan pemakai”. Layanan yang baik adalah yang dapat memberikan rasa senang dan puas kepada pemakai.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis dapat memberikan gambaran tentang persepsi siswa terhadap layanan di SD Inpres Lompengen, Kabupaten Barru dengan menggunakan pengukuran dari beberapa kegiatan layanan perpustakaan, yaitu (1) peminjaman dan pengembalian buku-buku. (2) melayani kebutuhan-kebutuhan pelajaran dalam kelas. (3) menyediakan sumber-sumber informasi bagi murid atau guru. (4) pendidikan pemakai untuk dapat mencari informasi secara mandiri, mahir menggunakan bahan pustaka, seperti memakai kamus, ensiklopedia, membaca peta dan globe, mengadakan penelitian sesuai dengan tugas dari guru.

Peminjaman dan pengembalian buku-buku adalah suatu kegiatan pokok yang dilakukan oleh perpustakaan sekolah dalam memenuhi kebutuhan akan informasi kepada siswa dalam hal peminjaman dan pengembalian buku-buku. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada umumnya siswa di SD Inpres Lompengen, Kabupaten Barru menanggapi baik terhadap layanan peminjaman dan pengembalian buku-buku. Sesuai hasil perhitungan data penelitian bahwa yang paling besar nilai frekuensinya adalah 17 siswa atau 60,7%. Kegiatan layanan peminjaman dan pengembalian buku-buku adalah salah satu bagian layanan sirkulasi, berupa kecepatan pelayanan, kemudahan peminjaman dan pengembalian, dan keramahan staf merupakan tolak ukur dan ujung tombak dalam pelayanan perpustakaan. Indikator inilah yang menjadi ukuran bagi pemakai menjadi senang atau puas dan membetrikan tanggapan positif atau negatif. Layanan sirkulasi sering disebut sebagai ujung tombak jasa perpustakaan, karena bagian inilah yang pertama kali berhubungan dengan pemakai serta paling sering digunakan pemakai (Sulistyo-Basuki, 1993:257).

Melayani kebutuhan pelajaran dalam kelas yaitu perpustakaan sebagai sarana penunjang dalam proses belajar mengajar di kelas, dimana salah satu koleksi perpustakaan yang tersedia adalah buku teks pelajaran, sehingga pihak perpustakaan selalu siap melayani kebutuhan pelajaran dalam kelas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada umumnya siswa di SD Inpres Lompengen, Kabupaten Barru menanggapi baik terhadap layanan perpustakaan SD Inpres Lompengen, Kabupaten Barruberupa layanan kebutuhan pelajaran dalam kelas. Sesuai hasil perhitungan data penelitian yang diperoleh yang paling banyak nilai frekuensinya adalah kategori baik yaitu 15 siswa atau 53,6%.

Menyediakan sumber-sumber informasi bagi siswa dan guru. Perpustakaan sebagai pusat informasi dan sumber belajar semua sumber baik berupa data, orang dan wujud tertentu yang dapat digunakan oleh peserta didik dalam belajar, baik secara terpisah maupun secara terkombinasi sehingga mempermudah peserta didik dalam mencapai tujuan belajar. Pusat sumber belajar adalah suatu unit dalam suatu lembaga khususnya sekolah yang berperan mendorong efektifitas serta optimalisasi proses pembelajaran melalui penyelenggaraan berbagai fungsi layanan (seperti layanan media, pelatihan, konsultasi pembelajaran, dll), fungsi pengadaan/pengembangan media pembelajaran, fungsi penelitian dan pengembangan, dan fungsi lain yang relevan untuk peningkatan efektifitas dan efisiensi pembelajaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada umumnya siswa menanggapi baik terhadap layanan perpustakaan SD Inpres Lompengen, Kabupaten Barru berupa layanan penyediaan sumber-sumber informasi bagi siswa dan guru. Sesuai hasil perhitungan data penelitian bahwa yang paling besar nilai frekuensinya adalah kategori baik yaitu sebanyak 18 siswa atau 64,3%.

Pendidikan pemakai untuk dapat mencari informasi secara mandiri. pendidikan pemakai adalah serangkaian kegiatan yang berisi aktivitas belajar mengenai pengenalan dan tata cara memanfaatkan perpustakaan kepada pengguna maupun calon pengguna di perpustakaan. Fungsi pendidikan pemakai menurut Sutarno (2006 : 95-96) menjelaskan bahwa fungsi dilakukannya bimbingan pemakai bagi perpustakaan maupun pengguna perpustakaan yaitu agar pemakai perpustakaan dapat mengenal dan memahami serta menggunakan sistem yang diberlakukan di perpustakaan tersebut, pemakai perpustakaan dapat menggunakan sarana temu informasi yang tersedia seperti kode/nomor klasifikasi, kartu katalog dan penunjuk yang lain, pemakai perpustakaan dapat dengan cepat dan tepat menemukan apa yang diperlukan, tanpa banyak membuang waktu, tidak menemui kesulitan atau hambatan, perpustakaan dapat memperluas jangkauan pemakaian koleksi oleh pengunjung dan anggota perpustakaan. Sedangkan tujuan pendidikan pemakai adalah untuk meningkatkan minat dan keterampilan pengguna sehingga dengan demikian pengguna perpustakaan akan menyadari arti penting memanfaatkan perpustakaan dengan lebih secara lebih maksimal, yang artinya pengguna diharapkan memiliki sifat kritis terhadap segala informasi yang diserap serta mampu menilai secara objektif informasi tersebut sehingga dapat lebih selektif menerapkan jenis informasi ke dalam kehidupannya.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada umumnya siswa SD Inpres Lompengen, Kabupaten Barru menanggapi baik atau positif tentang layanan pendidikan pemakai dalam mencari informasi secara mandiri, dan mahir menggunakan atau memanfaatkan bahan pustaka yang ada di Perpustakaan SD Inpres lompengen, Kabupaten Barru. Sesuai perhitungan data hasil penelitian, dimana nilai yang terbanyak adalah kategori baik yaitu sebesar 14 siswa atau 50%.

Dalam dunia pendidikan kecepatan dan ketepatan dalam pencarian sumber informasi yang di butuhkan sangatlah penting. Sedangkan di lingkungan perpustakaan sendiri masyarakat masih awam bagi mana caranya mencari satu informasi dari dari sekian banyaknya informasi yang tersedia. Dengan keadaan terpaksa mereka mulai mencarinya satu persatu dari rak ke rak dan ini membutuhkan waktu yang lama. Melihat keadaan yang ada sekarang masih banyak masyarakat yang masih awam dalam cara pemanfaatan perpustakaan. Mereka tidak tahu letak koleksi, bagai mana cara menggunakannya, dan layanan-layanan apa yang tersedia di perpustakaannya. Melihat pernyataan tersebut pustakawan harus mengadakan pendidikan pemakai pada mereka pengunjung-pengunjung baru. mereka harus diberi arahan, diberikan petunjuk tentang bagaimana memanfaatkan berbagai fasilitas yang ada di perpustakaan. Mereka harus diajarkan bagaimana menggunakan alat-alat itu untuk mengakses informasi, bagaimana memanfaatkan layanan yang disediakan oleh perpustakaan, diajarkan pula di mana mereka bisa menanyakan apabila mereka menemui kesulitan atau mereka tidak menemukan koleksi yang diinginkan sedangkan perpustakaan tidak memilikinya.

PENUTUP

Berdasarkan hasil dan pembahasan tersebut diatas, maka penulis menarik kesimpulan adalah persepsi siswa terhadap layanan perpustakaan di SD Inpres Lompengen, Kabupaten Barru termasuk kategori baik, karena semua indikator yang diukur dengan pernyataan responden memberikan pernyataan baik. Layanan perpustakaan berupa layanan peminjaman dan pengembalian buku-buku, melayani kebutuhan pelajaran dalam kelas, menyediakan sumber-sumber informasi bagi siswa dan guru, pendidikan pemakai untuk dapat mencari informasi secara mandiri adalah merupakan tolak ukur dalam mengetahui tanggapan pemustaka dengan perasaan senang atau puas dalam menerima layanan yang diberikan oleh perpustakaan. Jika ke empat indikator kegiatan layanan perpustakaan tersebut baik, maka sudah tentu dapat memberikan kepuasan kepada pemustakanya harus dilaksanakan dengan baik. Sebaliknya apabila tidak, maka akan menimbulkan kesenjangan antara perpustakaan dengan penggunanya. Namun tidak bisa dipungkiri bahwa masih banyak tanggapan siswa terhadap layanan perpustakaan di SD Inpres Lompengen Kabupaten Barru masih kurang baik. Dengan demikian, tantangan bagi pengelola perpustakaan untuk memperbaiki diri, terutama memperbaiki bagian-bagian yang masih kurang, kemudian dalam memberikan pelayanan kepada pemakai perlu ditingkatkan.

Penulis hanya bisa memberikan saran-saran adalah untuk memperbaiki layanan perpustakaan perlu mendapat perhatian, baik dari pengelola perpustakaan, kepala sekolah dan perangkat-perangkat pendidikan lainnya untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada di perpustakaan, serta kompetensi pengelola  perpustakaan perlu ditingkatkan agar dalam memberikan pelayanan kepada pemakai perpustakaan sesuai dengan standar pelayanan yang sebenarnya yaitu menciptakan pelayanan prima. Sarana dan prasarana yang ada perlu mendapat perhatian, koleksi yang tersedia masih kurang, perlu melakukan pengadaan bahan pustaka yang bukan saja buku-buku pelajaran semata, akan tetapi jenis informasi lainnya perlu juga disediakan.

DAFTAR PUSTAKA

Assegaff, Mohammad. (2009). ”Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan (Studi Pada Perusahaan Penerbangan PT. Garuda Di Kota Semarang)” . Jurnal Ekonomi dan Bisnis . Vol. 10. No. 2. Juli. Hal. 171 – 186 . Unisulla Semarang. Semarang. 

Bafadal, I (2005).  Pengealolaan Perpustakaan Sekolah. Jakarta : Bumi Aksara.

Sugiono (2009).  Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif fan R&D. Bandung : Alfabeta.

Sulistyo-Basuki. (1993). Penghantar Ilmu perpustakaan, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Sutarno NS, (2006). Perpustakaan dan Masyarakat. Jakarta : CV. Sagung Seto, 

Yektiningsih, Sri Endang. (2006). Pendidikan Pemakai di Perpustakaan Pusat Pengembangan Guru Kesenian Yogyakarta. 







Posting Komentar