Peristiwa seperti ini, juga pernah terjadi pada masa Khalifah Utsman Ra. Seorang Anshar sedang melaksanakan shalat di kebunnya. Ketika itu buah kurma sedang masak. Oleh karena berat dan lebatnya buah kurma, membuat tangkainya merunduk. Merunduknya tangkai-tangkai kurma tersebut menunjukkan hasilnya sangat bagus. Pandangan sahabat Anshar tertuju kepada tangkai kurma tersebut. Perhatiannya terhadap kurma itu menyebabkan ia lupa jumlah rakaat yang telah di kerjakannya. Menyadari hal itu, hatinya merasa sangat sedih dan kecewa sehingga ia memutuskan untuk menemui Khalifah Utsman Ra. dan berkata, "Ya Amirul Mukminin, aku infakkan kebun ini fi sabilillah. Gunakanlah yang terbaik menurut engkau." Kebun itu akhirnya dijual seharga 50.000 dirham, dan hasilnya digunakan untuk kepentingan agama. (dari Kitab Muwaththa', Imam Malik)
Kisah Sayydina Abu Thalhah Ra Menginfakkan Kebunnya karena Mengganggu Kekhusyu'annya dalam Shalat
Maret 20, 2015
0
PustakawanBarru.com - Suatu ketika Sayydina Abu Thalhah Ra sedang shalat di kebunnya. Tiba-tiba seekor burung terbang di antara pepohonan.Oleh karena kebun tersebut sangat lebat, burung itu tidak dapat menemukan jalan untuk keluar, sehingga burung tersebut terbang kesana-kemari. Melihat pemandangan ini, perhatian Sayydina Abu Thalhah Ra. terarah pada tingkah laku burung itu, sehingga ia lupa jumlah rakaat yang telah dikerjakannya. Ia merasa sangat sedih. Ia sadar bahwa kebunnya telah mendatangkan musibah, yaitu membuatnya lupa dalam shalat. Setelah shalat, ia langsung menjumpai Rasulullah Saw dan menyampaikan kejadian itu. Ia berkata, "Ya Rasulullah, kebunku telah mendatangkan musibah ini. Oleh sebab itu, aku infakkan kebun ini fi sabilillah. Gunakanlah yang terbaik menurut engkau!"
Peristiwa seperti ini, juga pernah terjadi pada masa Khalifah Utsman Ra. Seorang Anshar sedang melaksanakan shalat di kebunnya. Ketika itu buah kurma sedang masak. Oleh karena berat dan lebatnya buah kurma, membuat tangkainya merunduk. Merunduknya tangkai-tangkai kurma tersebut menunjukkan hasilnya sangat bagus. Pandangan sahabat Anshar tertuju kepada tangkai kurma tersebut. Perhatiannya terhadap kurma itu menyebabkan ia lupa jumlah rakaat yang telah di kerjakannya. Menyadari hal itu, hatinya merasa sangat sedih dan kecewa sehingga ia memutuskan untuk menemui Khalifah Utsman Ra. dan berkata, "Ya Amirul Mukminin, aku infakkan kebun ini fi sabilillah. Gunakanlah yang terbaik menurut engkau." Kebun itu akhirnya dijual seharga 50.000 dirham, dan hasilnya digunakan untuk kepentingan agama. (dari Kitab Muwaththa', Imam Malik)
Peristiwa seperti ini, juga pernah terjadi pada masa Khalifah Utsman Ra. Seorang Anshar sedang melaksanakan shalat di kebunnya. Ketika itu buah kurma sedang masak. Oleh karena berat dan lebatnya buah kurma, membuat tangkainya merunduk. Merunduknya tangkai-tangkai kurma tersebut menunjukkan hasilnya sangat bagus. Pandangan sahabat Anshar tertuju kepada tangkai kurma tersebut. Perhatiannya terhadap kurma itu menyebabkan ia lupa jumlah rakaat yang telah di kerjakannya. Menyadari hal itu, hatinya merasa sangat sedih dan kecewa sehingga ia memutuskan untuk menemui Khalifah Utsman Ra. dan berkata, "Ya Amirul Mukminin, aku infakkan kebun ini fi sabilillah. Gunakanlah yang terbaik menurut engkau." Kebun itu akhirnya dijual seharga 50.000 dirham, dan hasilnya digunakan untuk kepentingan agama. (dari Kitab Muwaththa', Imam Malik)