Kisah Jilbab, Pembunuhan Saat Tidur

Daftar Isi
Kisah Jilbab, Pembunuhan Saat Tidur - ANAK laki dan gadis yang memiliki kelebihan, keindahan, dan daya tarik, harus sadar bahwa dirinya berada dalam bahaya besar.
             
Banyak sekali hubungan cinta dan kedekatan antara pria dan wanita tidak memiliki landasan dan dasar. Hendaknya hubungan antara pria  dan wanita di gabung di atas pondasi ilahi dan norma kemanusiaan.

Demi mencegah terjadinya hubungan tidak sehat dan  nista, islam menetapkan aturan-aturan yang patut di perhatikan.

Kisah Jilbab, Pembunuhan Saat Tidur

Orang yang memiliki keindahan (fisik) harus sadar,bahwa ribuan bahaya dan rencana jahat tengah mengancamnya. Sebagian ancaman itu bersifat sementara dan cepat berlalu, serta terkadang menyebabkan penyimpangan dan kesengsaraan. Sebagian lain, menimbulkan penyesalan dan menjatuhkan harga diri. 

Kisah berikut ini mengajarkan berbagai hakikat kepada kita:


 Aku tidak pernah berniat untuk membunuh putriku. Akan tetapi, lantaran sikapnya yang tidak pantas dan menjatuhkan kehormatan keluarga, aku terpaksa mencari pelampiasan dengan dengan cara meminum minuman keras, dalam keadaan mabuk berat dan langkah gontai, aku pulang ke rumah dan langsung masuk kamar. Istri,putri dan anak-anakku sedang tertidur lelap. Aku tidak mengerti apa yang terjadi.
            
Ketika putriku menginjak usia empat belas tahun, dia sudah mengenal pria. Mereka sering bertemu secara diam-diam. Suatu saat, aku melihat mereka sedang asyik berduaan. Menyaksikan ini, aku bertekad menikahkan putriku dengan pemuda itu. Namun ternyata, pemuda itu telah beristri dan mempunyai seorang anak. Kemudian aku katakan pada pemuda itu, “jahui putriku!”

Pemuda itu berkata,”aku bersedia menikahi putrimu dan menceraikan istriku.”

Aku mengajukan syarat, mahar pernikahan sebesar lima ratus ribu tuman. Demi menjaga kehormatan keluarga, aku terpaksa menikahkan putriku dengan pemuda itu. Setelah itu, aku baru menyadari bahwa ternyata pemuda itu hanya ingin mempermainkan perasaan putriku. Putrikupun mulai mengerti, bahwa dia di permainkan. Dia berjanji akan melupakannya dan melanjutkan belajar. Namun, pada kenyataannya putriku meninggalkan pelajarannya dan tetap menjalin hubungan dengan pemuda lain...
            
Teman-temanku mencela dan menyalahkan tindakanku. Kemanapun pergi, aku selalu di celah dan di hina.
           
Akhirnya, aku membunuh putriku saat dia sedang tidur.
            
Seandainya pria ini (si ayah), mengamalkan ajaran islam dan kewajiban jilbab dalam keluarganya, niscaya putrinya tidak akan memamerkan kecantikan wajahnya kepada para pemuda, sehingga dia mengalami penderitaan sebagaimana cerita di atas.

EDY SYAM
EDY SYAM Seorang yang Suka Online, Kuliner dan Travelling.

Posting Komentar