Persepsi Siswa Terhadap Koleksi Buku Di Perpustakaan SD Inpres Barru

Daftar Isi

PERSEPSI SISWA TERHADAP  KOLEKSI BUKU DI PERPUSTAKAAN SD INPRES BARRU KABUPATEN BARRU


H A S M A
Program Studi Ilmu Perpustakaan Universitas Terbuka
Email : hasmahasma@yahoo.co.id
Persepsi Siswa Terhadap Koleksi Buku DI Perpustakaan SD Inpres Barru
 


Abstrak


Judul penelitian ini tentang persepsi siswa terhadap koleksi buku di perpustakaan SD Inpres Barru, Kabupaten Barru. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap koleksi buku di Perpustakaan SD Inpres Barru, Kabupaten Barru. Menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Populasi adalah semua siswa  kelas 4, 5 dan 6 di SD Inpres Barru, Kabupaten Barru sebanyak 135 orang. Sampel penelitian adalah sebanyak 27 orang dengan menggunakan tehnik metode random sampling (sampel acak) dengan undian. Tehnik pengumpulan data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan kuesioner. Data yang telah dikumpulkan dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahwa tanggapan siswa terhadap koleksi di Perpustakaan SD Inpres Barru, Kabupaten Barru, menanggapi positif. Koleksi bahan pustaka berupa buku teks materi pelajaran, buku teks bukan materi pelajaran, dan buku fiksi, dan lain-lain sangat bermanfaat bagi siswa dalam menunjang proses belajar mengajar, menambah ilmu pengetahuan siswa, dan mengajar siswa untuk belajar mandiri. Koleksi yang lengkap akan mempengaruhi pemanfaatan perpustakaan.

Kata kunci: Persepsi siswa, Koleksi buku


PENDAHULUAN


Perpustakaan Sekolah merupakan bagian dari Perpustakaan Sekolah yang berada pada satuan pendidikan formal di lingkungan pendidikan dasar dan menengah yang merupakan bagian integral dari kegiatan sekolah yang bersangkutan, dan merupakan pusat sumber belajar untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan sekolah yang bersangkutan.  Sebagai unit yang melayani para siswa, guru, dan karyawan dari suatu sekolah tertentu untuk menunjang pencapaian tujuan sekolah, yaitu pendidikan dan pengajaran seperti digariskan dalam kurikulum sekolah.


Di dalam menyelenggarakan perpustakaan, salah satu hal yang utama adalah mengupayakan agar koleksi bahan pustaka dan layanan perpustakaan dapat berjalan baik. Salah satu indikator baik atau buruk suatu perpustakaan adalah kelengkapan jumlah koleksi yang dimilikinya serta fasilitas yang memadai. Keadaan ini yang mendorong para pustakawan untuk memberikan pelayanan yang maksimal kepada para pemakai perpustakaan. Karena koleksi dan layanan perpustakaan merupakan salah satu pilar atau kekuatan dan daya tarik utama bagi pengunjung.

Oleh sebab itu, agar pilar tersebut kuat maka segala hal yang berkaitan dengan perpustakaan juga harus kuat, salah satunya koleksi dalam hal jumlah, jenis dan ragam. Selain itu, perpustakaan juga harus meningkatkan layanan seperti layanan sirkulasi, layanan referensi dan sikap pegawai perpustakaan dalam melayani pemakai. Perpustakaan sekolah merupakan salah satu sarana pendidikan dalam mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap murid. Penyelenggaraannya memerlukan ruangan khusus beserta sarananya. Semakin lengkap sarana dan prasarananya, maka semakin baik penyelenggaraannya. Sehingga benar-benar dapat menunjang penyelenggaraan proses belajar mengajar secara efektif dan efisien. Perpustakaan sekolah biasanya mempunyai karakteristik khusus apabila dilihat dari fungsi, subyek khusus yang ditangani, koleksi yang dikelola, pemakai yang dilayani, dan kedudukannya yaitu pendidikan dan pengajaran seperti digariskan dalam kurikulum sekolah.


Salah satu tugas perpustakaan sekolah adalah menyediakan materi perpustakaan dalam berbagai format dan  berbagai bentuk media untuk mendukung proses belajar mengajar di sekolah adalah koleksi atau bahan pustaka. Untuk itu dalam pengembangan koleksinya harus disesuaikan dengan kegiatan proses belajar mengajar di sekolah. Sedangkan untuk meningkatkan minat baca di sekolah, pengembangan koleksi diarahkan pada rasio satu murid sepuluh judul buku. Dan perpustakaan menambah koleksi buku per tahun sekurang-kurangnya 10%  dari jumlah koleksi. Berdasarkan Standar Nasional Indonesia Perpustakaan Sekolah (SNI 7329:2009) disebutkan jenis koleksi perpustakaan sekolah adalah terbitan berkala, buku pelajaran pelengkap, buku bacaan, koleksi referensi.

Koleksi menjadi salah satu elemen penting dalam eksistensi sebuah perpustakaan. Koleksi dapat menjadi motivator pagi pemakai untuk datang ke perpustakaan. Kualitas koleksi menjadi salah faktor penentu apakah perpustakaan akan diakses oleh banyak pemakai atau tidak. Koleksi perpustakaan adalah semua jenis bahan pustaka yang dikumpulkan, diolah dan disimpan untuk disebarluaskan kepada masyarakat guna memenuhi kebutuhan informasi mereka (Yulian dan Sunjana, 2009). Bahan pustaka yang telah dihimpun atau dikumpulkan oleh perpustakaan, selanjutnya diolah dengan menggunakan kaidah-kaidah tertentu, disimpan dan selanjutnya dilayankan kepada masyarakat yang membutuhkannya.

Perpustakaan SD Inpres Barru, Kabupaten Barru wajib memiliki buku teks pelajaran yang telah ditetapkan sebagai buku teks wajib pada satuan pendidikan dalam jumlah mencukupi untuk melayani semua peserta didik dan pendidik. Seperti yang tertuang dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2007 tentang perpustakaan pasal 23 ayat satu, setiap sekolah atau madrasah menyelenggarakan perpustakaan yang memenuhi standar nasional perpustakaan dengan memperhatikan standar pendidikan nasional. Sebagai sumber belajar, perpustakaan sekolah mempunyai tujuan untuk memenuhi kebutuhan informasi masyarakat yang ada di lingkungannya, khususnya para peserta didik dan pendidik. Melalui perpustakaan sekolah para pendidik dapat mencari materi bahan ajar yang akan digunakan untuk proses pembelajaran. Kemudian bagi siswa memungkinkan untuk belajar mandiri pada jam istirahat maupun meminjamnya untuk dibawa pulang ke rumah.

Selanjutnya tujuan didirikannya perpustakaan sekolah SD Inpres Barru, Kabupaten Barru adalah untuk mendayagunakan agar koleksi yang dimiliki dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh siswa dan guru yang ada di lingkungan sekolah tersebut. Perpustakaan memang didirikan untuk melayani pemakai, oleh sebab itu kebutuhan pemakai perpustakaan harus diperhatikan. Karena kebutuhan pemakai sangat berpengaruh tidak hanya terhadap koleksi, tetapi terhadap layanan juga berpengaruh terhadap perasaan puas atau tidak puasnya pemakai sebagai upaya meningkatkan kualitas perpustakaan. Karena perpustakaan sekolah bertujuan membantu tugas lembaga induknya, maka koleksi yang dikembangkannya harus disesuaikan dengan tugas dari sekolah tersebut.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka penulis tertarik melakukan suatu penelitian dengan judul: “Persepsi Siswa Terhadap Koleksi Buku di Perpustakaan SD Inpres Barru, Kabupaten Barru. Dengan merumuskan permasalahan yaitu bagaimana persepsi siswa terhadap koleksi buku di Perpustakaan SD Inpres Barru, Kabupaten Barru. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi siswa terhadap koleksi buku di Perpustakaan SD Inpres Barru, Kabupaten Barru .

METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai Persepsi Siswa Terhadap Koleksi buku di Perpustakaan SD Inpres Barru, Kabupaten Barru. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa  kelas 4, 5 dan 6 di SD Inpres Barru, Kabupaten Barru sebanyak 135 orang. Pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan metode random sampling (sampel acak) dengan undian. Jika jumlah populasinya lebih dari 100 orang, maka sampel diambil sebesar 10%, 15%, dan 20% atau lebih (Arikanto, 2005). Berdasarkan pendapat tersebut yang menjadi sampel penelitian ini adalah 20% dari jumlah populasi yang ada di SD Inpres Barru, kabupaten Barru, maka sampel penelitian ini sebanyak 27 orang. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah: 1) data primer, yakni teknik pengumpulan data melalui wawancara dan observasi secara langsung hal yang terjadi di lapangan. Menurut Sugiono (2009:125) mengatakan bahwa tahapan analisis data kualitatif terdiri dari tahapan penjelajahan yakni memilih situasi sosial, serta wawancara kepada informan dengan menggunakan daftar pertanyaan; 2) data sekunder, yakni teknik pengumpulan data dengan mengumpulkan sumber-sumber informasi ilmiah yang berkaitan dengan materi penelitian berupa buku-buku, karya ilmiah, dan berbagai literatur lainnya sebagai bahan referensi penulis.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Secara umum koleksi di perpustakaan sekolah adalah koleksi merupakan pilar utama dalam sebuah perpustakaan, seperti yang dinyatakan oleh Sutarno yaitu koleksi atau sumber informasi perpustakaan merupakan salah satu pilar atau kekuatan dan daya tarik utama bagi pengunjung. Oleh sebab itu agar pilar tersebut kuat maka koleksi perpustakaan juga harus kuat, dalam pengertian memadai dalam hal jumlah, jenis, ragam, dan mutu. Sementara itu semua koleksi yang dihimpun sebagai sumber informasi harus direncanakan dengan sebaik-baiknya sehingga sesuai dengan kebutuhan pemakai dan tidak menyimpang dari kebijakan perpustakaan.

Berdasarkan data hasil penelitian baik melalui wawancara, kuesioner dan observasi penulis memberikan gambaran tentang persepsi siswa terhadap koleksi di Perpustakaan SD Inpres Barru, Kabupaten Barru dengan memperhatikan beberapa indikator, serta skala pengukuran dapat diintepretasikan sebagai berikut.


Koleksi buku teks materi pembelajaran adalah bahan pustaka yang berbentuk buku tercetak yang digunakan dalam proses belajar mengajar di kelas. Berdasarkan data hasil penelitian bahwa pada umumnya siswa menanggapi tentang ketersediaan koleksi buku teks materi pelajaran, relevan dengan kurikulum, mutakhir dan jumlah buku yang ada di perpustakaan SD Inpres Barru, Kabupaten Barru. Hal ini dapat dilihat dari data tabel frekuensi yaitu sebanyak 66,67% atau 18 orang siswa yang menanggapi bahwa buku teks materi pelajaran tersedia, relevan, mutakhir dan jumlahnya banyak sesuai dengan jumlah siswa dan guru. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa buku teks materi pelajaran yang yang ada di Perpustakaan SD Inpres Barru, Kabupaten Barru pada kategori sangat setuju. Buku teks ini sangat penting bagi siswa, karena digunakan dalam proses belajar mengajar. Apabila buku ini kurang dan tidak sesuai dengan jumlah siswa yang ada, tentu sangat berpengaruh terhadap proses belajar mengajar. Perpustakaan sekolah merupakan salah satu sarana pendukung untuk mencapai tujuan pendidikan sekolah, salah satunya adalah mendukung pelaksanaa kurikulum dalam kegiatan proses belajar mengajar di dalam kelas.

Buku teks bukan materi pembelajaran seperti buku-buku dari berbagai subyek yang dapat dijadikan bahan bacaan bagi guru dan siswa serta staf sekolah dalam rangka menambah ilmu pengetahuannya. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 27 siswa yang dijadikan sampel penelitan, rata-rata memberikan tanggapan baik terhadap koleksi buku teks bukan materi pembelajaran. Hal ini dapat di lihat dari hasil tabel frekuensi sebanyak 70,37% atau 19 oerang siswa menanggapi baik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa buku teks bukan materi pembelajaran, akan tetapi bahan bacaan yang bisa menambah ilmu pengetahuan bagi pemakainya di Perpustakaan SD Inpres Barru, Kabupaten Barru pada kategori baik. Buku teks bahan bacaan untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan sangat dibutuhkan dalam sebuah perpustakaan. Karena koleksi ini dapat menunjang dalam proses belajar mengajar, misalnya seorang guru memberikan tugas kepada siswa untuk mencari materi-materi lain, bagi guru manfaatnya sangat besar, karena dapat dijadikan sebagai bahan rujukan dalam memperkaya materi pelajaran yang ada, sehingga tidak hanya bertumpuh pada satu buku materi pelajaran saja.

Buku fiksi adalah materi perpustakaan yang memuat cerita-cerita baik berbentuk cerpen, novel dan lain-lain. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata siswa menanggapi baik tentang buku fiksi di Perpustakaan SD Inpres Barru, Kabupaten Barru. Hal ini dapat dilihat dari hasil data yang diperoleh melalui tabel frekuensi menunjukkan bahwa dari 27 siswa sebagai sampel penelitian terdapat 59,26% atau 16 orang siswa menanggapi baik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa buku fiksi di perpustakaan SD Inpres Barru, Kabupaten Barru banyak yang memanfaatkan, karena koleksi ini merupakan hiburan bagi siswa di kala jam isitirahat atau dipinjam ke rumah untuk dibaca. Karena koleksi dapat menghibur bagi pemakainya.

PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka penulis menarik kesimpulan adalah bahwa tanggapan siswa terhadap koleksi di Perpustakaan SD Inpres Barru, Kabupaten Barru, pada umumnya menanggapi positif atau baik. Koleksi bahan pustaka berupa buku teks materi pelajaran, buku teks bukan materi pelajaran, dan buku fiksi, dan lain-lain sangat bermanfaat bagi siswa dalam menunjang proses belajar mengajar, menambah ilmu pengetahuan siswa, dan mengajar siswa untuk belajar mandiri. Koleksi yang lengkap akan mempengaruhi pemanfaatan perpustakaan.
Sesuai dengan kesimpulan di atas, maka penulis memberikan saran yaitu koleksi yang ada perlu dikembangkan, agar perpustakaan SD Inpres Barru, Kabupaten Barru bermanfaat dan berdaya guna bagi pemakainya dan dapat menunjang dalam proses belajar mengajar serta mendukung pelaksanaan kurikulum yang diterapkan di SD Inpres Barru, kabupaten Barru.


DAFTAR PUSTAKA


Arikunto, Suharsimi.  (2006).  Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:  Rineka Cipta.
Bafadal, Ibrahim. (2011). Pengelolaan Perpustakaan Sekolah. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Darmono, (2007). Perpustakaan Sekolah: Pendekatan Aspek Manajemen dan Tata Kerja. Jakarta: PT. Grasindo.

Hasanah, Muakibatul, Nurchasanah & Hamidah, S. C. (2011). Membaca Ekstensif: Teori, Praktik, dan Pembelajaran. Malang: Pustaka Kaiswaran.

Martoatmodjo, Karmidi.  (1993).  Pelayanan Bahan Pustaka.  Jakarta : Universitas
                 Terbuka.

Soebadio, Haryati.  (1985).  Memanfaatkan Perpustakaan Sekolah.  Suara Guru 2.

Sulistyo-Basuki. (1991). Pengantar Ilmu Perpustakaan. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Yusuf, Pawit M. (2007). Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah. Kencana Prenada Media, Jakarta.
EDY SYAM
EDY SYAM Seorang yang Suka Online, Kuliner dan Travelling.

Posting Komentar