Persepsi Siswa Terhadap Layanan Sirkulasi di Perpustakaan SD Negeri 28 Unggulan Kota Pare-Pare

Daftar Isi

 PERSEPSI SISWA TERHADAP LAYANAN SIRKULASI DI PERPUSTAKAAN SD NEGERI 28 UNGGULAN KOTA PARE-PARE


FEBRIANTI SAPUTRI

NIM. 022910143

Program Studi ilmu Perpustakaan Universitas Terbuka

Email: saputrifebrianti@gmail.com

FEBRIANTI SAPUTRI, Persepsi Siswa Terhadap Layanan Sirkulasi di Perpustakaan SD Negeri 28 Unggulan Kota Pare-Pare
FEBRIANTI SAPUTRI



ABSTRAK


Tujuan  penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi siswa terhadap layanan sirkulasi di Perpustakaan SD Negeri 28 Unggulan Kota Pare-Pare. Penelitian ini menggunakan metode deskriftif kualitatif. Populasinya adalah semua siswa yang datang memanfaatkan layanan sirkulasi dalam kurung waktu 1 bulan yaitu bulan Maret 2016 sebanyak 185 siswa.


Pengambilan sampel 20% dari jumlah populasi yang ada adalah sebanyak 36 orang siswa. Teknik pengumpulan data yaitu data primer dan data sekunder, serta dalam menganalisis data digunakan analisis data kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keempat indikator persepsi siswa terhadap layanan sirkulasi di Perpustakaan SD Negeri 28 Unggulan Kota Pare-Pare memberikan tanggapan yang sama yaitu kategori baik atau setuju. 


Kegiatan layanan sirkulasi yang ada di perpustakaan SD Negeri 28 Unggulan Kota Pare-Pare berdasarkan penilaian siswa bahwa apa yang diharapkan siswa dari staf layanan sirkulasi  kepada pemakainya sudah memenuhi standar layanan yang sebenarnya dan berkualitas, sehingga siswa dalam menerima layanan tersebut merasa puas. 


Pada saat siswa membutuhkan koleksi bahan pustaka, staf dengan penuh keramahan membantu siswa dan membimbingnya bagaimana cara mendapatkan koleksi dengan cepat, efisien tanpa membongkar bahan pustaka yang lainnya. Staf perpustakaan selalu siap siaga untuk membantu kesulitan penggunanya.


Kata Kunci: Layanan Sirkulasi, Persepsi Siswa


PENDAHULUAN


Perpustakaan sekolah merupakan salah satu sarana pendidikan penunjang kegiatan belajar siswa yang memegang peranan sangat penting dalam memacu tercapainya tujuan pendidikan di sekolah. Adapun tujuan pendidikan nasional menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 pasal 3 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa, mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan bertaq'wa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, memiliki kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.


Salah satu bagian yang cukup vital di perpustakaan adalah bagian layanan karena layanan merupakan ujung tombak jasa perpustakaan yang berhubungan langsung antara petugas dengan pemustaka. Aktivitas bagian layanan menyangkut masalah citra perpustakaan. Baik tidaknya sebuah perpustakaan berkaitan erat dengan bagaimana layanan perpustakaan diberikan kepada pemustaka. 


Bagian layanan merupakan tolok ukur keberhasilan sebuah perpustakaan. Perpustakaan akan dinilai baik secara keseluruhan oleh pemustaka jika mampu memberikan layanan yang terbaik dan dinilai buruk secara keseluruhan jika layanan yang diberikan buruk.


Layanan sirkulasi merupakan salah satu jasa perpustakaan yang pertama kali berhubungan langsung dengan pengguna perpustakaan. Aktivitas bagian sirkulasi menyangkut masalah citra perpustakaan. Baik tidaknya sebuah perpustakaan, berkaitan erat dengan bagaimana pelayanan sirkulasi diberikan kepada pemakai. 


Kegiatan sirkulasi sering dianggap ujung tombak jasa perpustakaan karena, bagian ini yang paling sering digunakan pemakai atau berhubungan dengan pemakai di Perpustakaan SD Negeri 28 Unggulan Kota Pare-Pare dalam usahanya, untuk menunjang lembaga induknya dalam mencapai tujuan memberikan berbagai macam jasa layanan kepada para pendidik serta para siswa di antaranya pelayanan sirkulasi.


Pelayanan sirkulasi meliputi berbagai kegiatan yaitu peminjaman dan pengembalian koleksi, penetapan denda, pengurusan keanggotaan perpustakaan dan penagihan koleksi yang sudah lewat batas waktu peminjaman. Pekerjaan sirkulasi ini termasuk bidang yang memerlukan kecermatan, dalam pelaksanaan proses keluar masuk bahan pustaka. 


Di samping itu kegiatan pelayanan sirkulasi merupakan suatu kegiatan pelayanan yang sangat penting terhadap pengguna perpustakaan, karena sesuai yang dikemukakan di atas, bahwa baik tidaknya sebuah perpustakaan, berkaitan erat dengan bagaimana pelayanan sirkulasi diberikan kepada pemakai. 


Sehingga dapat dikatakan bahwa salah satu tolak ukur keberhasilan perpustakaan dalam memberikan pelayanan kepada pengguna adalah melalui layanan sirkulasi. Hal ini juga berlaku untuk di Perpustakaan SD Negeri 28 Unggulan Kota Pare-Pare.


Pelayanan merupakan suatu bentuk kegiatan sosial untuk membantu orang lain dan mempunyai tujuan membangun kerja sama antar pihak dalam jangka panjang dengan prinsip saling menguntungkan antar pihak terkait. Pelayanan yang baik adalah pelayanan yang dapat memahami keinginan dan kebutuhan konsumen serta berusaha untuk memberikan nilai lebih kepada pelanggan. 


Perpustakaan sekolah juga harus berupaya ikut serta meningkatkan kualitas layanan lembaga pendidikan mereka, karena perpustakaan merupakan jantung dari sekolah dan merupakan salah satu sarana yang dapat memberikan pencitraan dalam rangka menarik konsumen atau siswa. Kotler (dikutip oleh Assegaff, 2009) kualitas harus dimulai dari kebutuhan pelanggan dan berakhir pada persepsi pelanggan. Assegaff (2009) hal ini berarti bahwa citra kualitas yang baik tidak berdasarkan persepsi penyedia jasa, akan tetapi berdasarkan persepsi pelanggan.


Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi seseorang tidak dibuat secara langsung oleh stimulus inderawi, akan tetapi didasarkan atas makna yang diberikan terhadap tindakan orang lain. Jadi, proses interaksi manusia bukan suatu proses di mana adanya stimulus secara otomatis dan langsung menimbulkan tanggapan atau respons, akan tetapi stimulus yang diterima dan respons yang terjadi sesudahnya diantarai oleh proses interpretasi.


Persepsi yang baik dalam diri pengguna akan menjadi motivator penggerak untuk selalu mengunjungi dan memanfaatkan perpustakaan. Dengan demikian dapat meningkatkan pemanfaatan layanan perpustakaan. Oleh karena itu pengelola perpustakaan hendaknya memelihara persepsi yang baik dari pengguna perpustakaan dengan memberikan layanan yang baik dan memuaskan.


Sesuai dengan fenomena di tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan suatu penelitian dengan judul: “Persepsi siswa terhadap layanan sirkulasi di Perpustakaan SD Negeri 28 Unggulan Kota Pare-Pare. Permasalahan yang diangkat adalah bagaimana persepsi siswa terhadap layanan sirkulasi di Perpustakaan SD Negeri 28 Unggulan Kota Pare-Pare?. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi siswa terhadap layanan sirkulasi di Perpustakaan SD Negeri 28 Unggulan Kota Pare-Pare.


METODE PENELITIAN


Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif yaitu mendeskripsikan data yang diperoleh dari responden atau informan untuk memperoleh gambaran yang jelas dan terperinci tentang persepsi siswa terhadap layanan sirkulasi di SD Negeri 28 Unggulan Kota Pare-Pare. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa yang datang memanfaatkan layanan sirkulasi dalam kurung waktu 1 bulan yaitu bulan Maret 2016 sebanyak 185 siswa. 


Mengingat populasinya banyak, maka peneliti mengambil sampel 20% dari jumlah populasi yang ada adalah sebanyak 36 orang siswa. Sumber data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Metode pengumpulan data yaitu melalui wawancara, observasi dan studi pustaka. Data yang terkumpul dianalisis secara analisis data kualitatif. Menurut Sugiono (2009:125) mengatakan bahwa tahapan analisis data kualitatif terdiri dari tahap penjelajahan yakni memilih situasi sosial, serta wawancara kepada informan.


HASIL DAN PEMBAHASAN


Persepsi pemakai terhadap pelayanan sirkulasi yaitu tanggapan pemakai terhadap layanan peminjaman dan pengembalian buku, pendaftaran anggota, bebas pustaka, penelusuran informasi, denda, dan lain-lain. Kegiatan layanan sirkulasi merupakan ujung tombak jasa perpustakaan, karena pada bagian sirkulasi pertama harus berhubungan dengan masalah administrasi peminjaman bahan pustaka. 


Bagian sirkulasi berkaitan dengan masalah peredaran koleksi yang dimiliki perpustakaan. Tujuan layanan sirkulasi ini adalah memperlancar dan mempermudah proses peminjaman bahan pustaka untuk dibawa pulang oleh pemakai. Pekerjaan pada bagian layanan sirkulasi di Perpustakaan Negeri 28 Unggulan Kota Pare-Pare.


Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis, dapat memberikan gambaran tentang persepsi siswa terhadap layanan sirkulasi di Perpustakaan SD Negeri 28 unggulan Kota Pare-Pare dapat dilihat dari beberapa indikator layanan sirkulasi yaitu peminjaman dan pengembalian koleksi, penetapan denda, pengurusan keanggotaan perpustakaan dan kartu bebas pinjam.


Indikator persepsi siswa terhadap peminjaman dan pengembalian buku di perpustakaan SD Negeri 28 Unggulan Kota Pare-Pare pada umumnya siswa memberi tanggapan yang baik terhadap pelaksanaan peminjaman dan pengembalian bahan pustaka di perpustakaan SD Negeri 28 unggulan Kota Pare-Pare. 


Melalui hasil penelitian tersebut diperoleh jawaban bahwa responden yang menyatakan pelaksanaan peminjaman dan pengembalian sangat baik adalah responden 8 atau 22,22%, kemudian yang menyatakan baik berjumlah 22 responden atau 61,11%, sedangkan responden yang menyatakan kurang baik sebanyak 5 responden atau 13,89%. 


Dari hasil penelitian tersebut di atas menunjukkan bahwa sebagian besar yang menjadi responden menyatakan bahwa pelaksanaan peminjaman dan pengembalian bahan pustaka di perpustakaan SD Negeri 28 Unggulan Kota Pare-Pare sudah baik. Hal ini terbukti dengan jumlah responden yang menjawab baik berjumlah 22 responden atau 61,11.%, bahkan ada yang menjawab sangat baik yaitu 8 responden atau 22,22%. 


Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada umumnya siswa SD Negeri 28 Unggulan Kota Pare-Pare merasa senang dan puas terhadap pelaksanaan peminjaman dan pengembalian perpustakaan.


Indikator penetapan denda atau sanksi keterlambatan pengembalian peminjaman adalah siswa dalam memanfaatkan buku-buku yang ada di perpustakaan dan dipinjam pulang ke rumah mempunyai batas waktu pengembalian. Apabila pinjaman tersebut terlambat dikembalikan dari jatuh tempo pengembalian, maka dikenakan sanksi atau denda. 


Tujuan denda tersebut, agar siswa memperhatikan pinjamannya, buku tetap awet dan berdayaguna, dan lain-lain. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa pada umumnya siswa memberikan tanggapan perlu atau setuju terhadap perlu adanya sanksi atas keterlambatan pengembalian buku yang dipinjam. 


Melalui hasil penelitian tersebut diperoleh jawaban dari responden yaitu : responden yang menyatakan sangat perlu berjumlah 9 responden atau 23,68%, yang menyatakan perlu berjumlah 23 responden atau 60,53%, kemudian yang menyatakan kurang perlu adanya sanksi atas keterlambatan pengembalian buku berjumlah 4 responden atau 10,53% dan 2 responden atau 5,26% menyatakan tidak perlu. 


Data tersebut di atas memberikan gambaran bahwa rata-rata siswa yang menjadi responden dalam penelitian ini merasa bahwa sanksi terhadap keterlambatan pengembalian buku sangat penting. Hal ini membuktikan bahwa siswa SD Negeri 28 Unggulan Kota Pare-Pare pada umumnya setuju dengan sanksi yang diterapkan perpustakaan.


Indikator pengurusan keanggotaan perpustakaan adalah siswa-siswa yang masuk ke perpustakaan dan memanfaatkan perpustakaan diwajibkan mendaftar anggota, karena tanpa kartu anggota tidak bisa memanfaatkan fasilitas perpustakaan dan meminjam buku, baik buku paket pelajaran maupun buku-buku lainnya. 


Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa pada umumnya siswa memberikan tanggapan yang baik atau setuju terhadap pentingnya kartu anggota untuk siswa dalam memanfaatkan perpustakaan sebagai sarana belajar. Melalui hasil penelitian tersebut diperoleh jawaban dari responden yaitu : responden yang menyatakan sangat setuju berjumlah 10 responden atau 20,78%, yang menyatakan setuju berjumlah 24 responden atau 66,67%, kemudian yang menyatakan kurang setuju adanya anggota perpustakaan berjumlah 2 responden atau 5,56% dan tidak ada responden yang menyatakan tidak setuju. 


Data tersebut di atas memberikan gambaran bahwa rata-rata siswa yang menjadi responden dalam penelitian ini merasa bahwa kartu anggota itu penting. Hal ini membuktikan bahwa siswa SD Negeri 28 Unggulan Kota Pare-Pare pada umumnya setuju dengan pendaftaran kartu anggota untuk siswa.


Indikator kartu bebas pinjam adalah suatu keterangan yang di peroleh siswa pada saat menjelang selesai studinya. Tujuan keterangan bebas pinjam tersebut agar koleksi yang ada di perpustakaan tetap awet dan akan bisa dimanfaatkan generasi mendatang. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa pada umumnya siswa memberikan tanggapan yang baik atau setuju terhadap pentingnya keterangan bebas pustaka atau bebas peminjaman pada saat menjelang selesai studi. 


Melalui hasil penelitian tersebut diperoleh jawaban dari responden yaitu : responden yang menyatakan sangat perlu berjumlah 12 responden atau 33,33%, yang menyatakan setuju berjumlah 23 responden atau 63,89%, kemudian yang menyatakan kurang setuju adanya keterangan bebas pinjam berjumlah 1 responden atau 2,78% dan tidak responden yang menyatakan tidak setuju dengan adanya keterangan bebas pinjam pada saat menjelang selesai studi. 


Data tersebut di atas memberikan gambaran bahwa rata-rata siswa yang menjadi responden dalam penelitian ini merasa bahwa keterangan bebas pinjam itu perlu. Hal ini membuktikan bahwa siswa SD Negeri 28 Unggulan Kota Pare-Pare pada umumnya setuju dengan keterangan bebas pinjam.


Layanan sirkulasi seperti layanan peminjaman dan pengembalian buku, pendaftaran anggota, denda, penelusuran informasi, bebas pustaka, dan lain-lain merupakan salah satu jenis layanan yang ada di perpustakaan yang sangat menentukan suatu kualitas perpustakaan di samping koleksi. Karena lewat layanan sirkulasi ini, pemakai dapat memberikan tanggapannya baik atau buruk layanan yang diterimanya, kemudian perpustakaan mengevaluasi dari hasil tanggapan pemakai, sehingga dapat meningkatkan mutu layanannya. 


Layanan sirkulasi bukan hanya sekedar pekerjaan peminjaman, pengembalian dan perpanjangan koleksi saja, melainkan suatu kegiatan menyeluruh dalam proses pemenuhan kebutuhan pengguna melalui jasa layanan sirkulasi.


Kegiatan layanan sirkulasi yang ada di perpustakaan SD Negeri 28 Unggulan Kota Pare-Pare berdasarkan penilaian siswa bahwa apa yang diharapkan siswa dari staf layanan sirkulasi  kepada pemakainya sudah memenuhi standar layanan yang sebenarnya dan berkualitas, sehingga siswa dalam menerima layanan tersebut merasa puas. 


Pada saat siswa membutuhkan koleksi bahan pustaka, staf dengan penuh keramahan membantu siswa dan membimbingnya bagaimana cara mendapatkan koleksi dengan cepat, efisien tanpa membongkar bahan pustaka yang lainnya. Staf perpustakaan selalu siap siaga untuk membantu kesulitan penggunanya.


PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian tentang persepsi siswa terhadap layanan sirkulasi di Perpustakaan SD Negeri 28 Unggulan Kota Pare-Pare dapat disimpulkan bahwa keempat indikator persepsi siswa terhadap layanan sirkulasi di Perpustakaan SD Negeri 28 Unggulan Kota Pare-Pare memberikan tanggapan yang sama yaitu kategori baik atau setuju. 


Kegiatan layanan sirkulasi yang ada di perpustakaan SD Negeri 28 Unggulan Kota Pare-Pare berdasarkan penilaian siswa bahwa apa yang diharapkan siswa dari staf layanan sirkulasi  kepada pemakainya sudah memenuhi standar layanan yang sebenarnya dan berkualitas, sehingga siswa dalam menerima layanan tersebut merasa puas. 


Pada saat siswa membutuhkan koleksi bahan pustaka, staf dengan penuh keramahan membantu siswa dan membimbingnya bagaimana cara mendapatkan koleksi dengan cepat, efisien tanpa membongkar bahan pustaka yang lainnya. Staf perpustakaan selalu siap siaga untuk membantu kesulitan penggunanya.


Saran penulis, bahwa dalam rangka menciptakan layanan sirkulasi perpustakaan yang baik, maksimal, efektif dan efisien, maka pihak penanggung jawab, guru, staf dan pengelola perpustakaan perlu bekerja sama bagaimana mengembangkan perpustakaan sekolah SD Negeri 28 Unggulan Kota Pare-Pare, keterbatasan sarana dan prasarana yang ada perlu ditambah, sumber daya manusia seharusnya yang kompeten dalam bidang perpustakaan.


DAFTAR PUSTAKA


  • Undang-Undang RI,  (2003), Sistem Pendidikan Nasional, Bandung: Citra Umbara
  • Bafadal, Ibrahim, (1996). Pengelolaan Perpustakaan Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.
  • Basuki, Sulistyo, (1991). Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Gramedia
  • Martoatmodjo, Karmidi,  (1993). Pelayanan Bahan Pustaka.  Jakarta : Universitas Terbuka.
  • Qalyubi, Syihabuddin, dkk.  (2003).  Dasar-Dasar Ilmu Perpustakaan dan Informasi. Yogyakarta : Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi
  • Fak. Adab UIN Sunan Kalijaga.
  • Rahayuningsih,  (2007).  Pegelolaan Perpustakaan.  Yogyakarta : Graha Ilmu
  • Soebadio, Haryati,  (1985).  Memanfaatkan Perpustakaan Sekolah.  Suara Guru 2
  • Sugiono, (2009).  Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Badung : Alfabeta.
  • Supriyadi,  (1986). Pengantar Pengelolaan Perpustakaan Sekolah. Malang : Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Malang.

EDY SYAM
EDY SYAM Seorang yang Suka Online, Kuliner dan Travelling.

Posting Komentar